BANDA
Kidung atau orkestra, Banda kunyanyikan dengan seribu biola
Sedu sedan itu sudah lama berlalu
Kisah nestapa itu kini telah berdebu
Di Bangka ini sejarah tinggal menyisakan air mata
Bening di kelopak mataku tapi pahit terasa dimana-mana
Bertahun-tahun lamanya kucari senyum masa lalu itu di dalam peta
Panen pala dan gadis-gadis Banda yang penuh ceria
Kini telah terhapus di dalam peta
Para penjarah rempah itu telah mengubur indahnya sejarah dengan tumpukan sampah
Manis madu Ibu Pertiwi itu kini telah menjadi banjir cuka
Banda hanya sebatas kabut
Sebongkah resah
Saat nafsu serakah menjarah sejarah di pulau rempah
Ketika ketamakan dan sikap pongah membakar di jiwa penjajah
Kabut hitam menyelimuti Banda dalam peta
Tanah Air beta telah lama berduka
Hari ini aku kembali ke Banda
Kukemas cinta di dalam dada
Kugali kilau masa lalu itu dengan rindu yang bersahaja
Tanpa peta dan kamus tua
Berbekal kanfas putih dan kuas merah dalam genggaman
Akan kulukis wajah tamak bangsa Eropa itu dengan warna jelaga
Hitam kelam tiada tara
Banda adalah benteng tua bangsa raksasa
Tapi rempah-rempah itu telah menyalakan nafsu serakah para penjajah
Dan kejayaan yang dulu merekah
Panen pala yang penuh pesona
Pelan-pelan kusam dan tanpa warna
Menjadi partitur biola
Menjerit pilu di senjakala
(Renungan Banda, 2017 - Gus Nas Jogja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar